UNISAN (FAPERTA) – Pelatihan pembuatan pupuk organik dilaksanakan pada tanggal 14 September  2022 di kelompok tani Mo’awota yang berusahatani kangkung darat. 

Kegiatan tersebut melibatkan penyuluh kecamatan Bulango Timur, petani kangkung darat yang tergabung dalam kelompok tani Mo’awota, mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Ichsan (Unisan) Gorontalo dan siswa SMK Pertanian Dulamayo. 

Kegiatan tersebut dihadiri pula oleh kepala desa Bulotalangi Timur yang merupakan wilayah tempat berlangsungnya kegiatan pelatihan.

Kegiatan itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Kelompok Tani Mo’awota yang didanai oleh DRTPM Kemristek Dikti tahun 2022. 

Dalam sambutannya ketua tim PKM Milawati Lalla,S.P.,M.P mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk membekali petani agar dapat membuat pupuk organik sendiri yang bersumber dari bahan-bahan yang mudah diperoleh.  Sehingga petani tidak bergantung pada pupuk yang dibeli di pasaran agar dapat mengurangi biaya usahatani. 

“Mengingat terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi sehingga membutuhkan biaya yang lebih tinggi untuk memperoleh pupuk.  Apabila petani dapat membuat pupuk organik maka dapat menghemat biaya usahatani yang pada akhirnya akan berdampak pada pendapatan.”

Sementara itu dalm sambutanya, Kepala desa Bulotalangi Timur Jon Karim Adam, S.AP menghimbau agar peserta benar-benar mengikuti kegiatan secara serius agar apa yang dilakukan pada pelatihan ini dapat diterapkan di lahannya masing-masing.

Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat pupuk organik adalah kotoran kambing, cocopeat, bonggol pisang, daun lamtoro, daun kangkung, MOL nasi basi, air kotoran ikan lele dan larutan gula merah. 

Sedangkan bahan pembuatan pestisida nabati adalah buah maja, daun kirinyuh, daun sirsak, daun lantana dan sereh.  Kegiatan dipandu oleh dosen Fakultas Pertanian Unisan Gorontalo dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) kecamatan Bulango Timur kabupaten Bone Bolango.

Dr. Rahmisyari,S.E,MM selaku anggota tim PKM mengatakan bahwa petani yang memiliki pengetahuan dan dapat membuat pupuk organik sendiri maka secara ekonomi dapat menekan pengeluaran dan produk tanaman yang dihasilkan lebih sehat karena terhindar dari bahan kimia.

“Kegiatan ini juga merupakan tindak lanjut dari hasil kajian yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir antara saya dan penyuluh di kecamatan Bulango Timur dan telah diterapkan pada beberapa komoditi sayuran, hasil kajian tersebut telah dipublikasi pada jurnal, prosiding dan buku referensi,” ungkap Mila di akhir wawancaranya.

Bagikan Berita Ini :